Rabu, 15 April 2015

Kapal siluman TNI AD nyangkut di jalan tol, sempat bikin heboh



Ya'cob Billiocta | Jumat, 12 Desember 2014 12:04


Kapal siluman nyangkut. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Salah satu kapal perang milik TNI Angkatan Darat yang rencananya dipamerkan di Monas, tadi malam sempat kesulitan masuk Jakarta. Truk yang mengangkut kapal berukuran super jumbo tersebut menyangkut rambu lalu lintas.

Petugas Sentral Komunikasi CMNP Eka mengatakan, truk yang melaju di Tol Wiyoto Wiyono hendak masuk ke Jakarta.

"Kalau lewat gerbang tol mengenai gerbang, jadi lewatnya pintu keluar Ancol jadi mundur dan melawan arus," kata Eka saat dihubungi merdeka.com, Jumat (12/12).

Usai keluar tol, truk pengangkut kapal siluman itu kembali kesusahan mengaspal, lantaran banyaknya halangan berupa pohon dan rambu-rambu lalu lintas.

"Hampir kena rambu pintu keluar Ancol, tapi bisa lolos, akhirnya sampai lewat Angke," lanjutnya.

Kejadian berlangsung sekitar pukul 21.30 WIB, semalam. Lalu lintas di sekitar lokasi macet. Petugas juga diterjunkan untuk mengawal truk. Kejadian ini sempat membuat para pengguna jalan tol heboh melihat ada kapal siluman TNI AD bisa nyangkut di tol.

"Ada petugas yang ngawal dari PJR dan patroli, dari Ancol sampai Jembatan Tiga," terangnya.

Perangi pencuri ikan, TNI AU minta Jokowi beli jet amfibi



Laurel Benny Saron Silalahi | Senin, 22 Desember 2014 12:32


BE-200. ©istimewa

Merdeka.com - Tentara Nasional Indonesia (TNI) siap membantu pemerintah untuk memerangi illegal fishing di wilayah maritim Indonesia. Selain TNI AL, untuk memerangi pencurian ikan tersebut juga diperlukan adanya kekuatan dari udara, yang dapat melakukan tindakan cepat untuk menangkap kapal asing yang melakukan pencurian.

Kepala Staf Angkatan Udara di Mabes TNI, Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, mengatakan, TNI Angkatan Udara meminta Pemerintah membeli pesawat Jet Amfibi untuk menjaga wilayah laut Indonesia dari praktek-praktek illegal fishing, khususnya di area perbatasan.

Jet Amfibi itu nantinya akan digunakan untuk mengejar dan menangkap kapal-kapal asing yang melakukan pencurian ikan di perairan RI.

"Kami sampaikan kepada Beliau (Presiden
Joko Widodo), solusi dalam penindakan pencurian ikan di wilayah laut perlu pesawat amfibi. Pesawat ini bisa mendarat di laut dengan karakteristik yang mampu jalan di tengah gelombang (Laut)," jelas Putu Dunia, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (22/12).

Ida Bagus mengaku, hal itu telah disampaikan langsung kepada Presiden Jokowi. Dan permintaan itu pun disetujui. Bagus menjelaskan, pesawat Jet Amfibi itu mampu menghadang kapal-kapal canggih pencuri ikan milik asing. Serta bisa mengangkut tim untuk pengamanan laut.

"Beliau setuju dengan ide itu, salah satu jenis pesawatnya yaitu BE 200. Pesawat itu bisa membawa tim untuk pengamanan di laut, juga bisa gunakan sebagai pemadam kebakaran dengan bom air," ujarnya.

Sementara itu menurut, Panglima TNI Jendral Moeldoko, anggaran pembelian pesawat tersebut akan dimasukan dalam pembelanjaan pada tahun 2015 mendatang. Menurut Moeldoko, Presiden Jokowi telah mengapresiasi hal itu dan akan segera dilakukan.

"Untuk itu pasti beliau ada kemauan kuat untuk perbaikan. Beliau mengendorse pembelian pesawat baru untuk penguatan patroli maritim termasuk Jet Amfibi," tandasnya.

Parasut buatan Tulungagung andalan TNI diakui dunia sejajar NATO



Ramadhian Fadillah | Rabu, 19 November 2014 09:15


Aksi latihan Yonko 464 Paskhas. ©Yonko 464 Paskhas

Merdeka.com - Parasut buatan pabrikan CV Maju Mapan di Ngunut, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, selama ini banyak digunakan oleh prajurit TNI. Kualitasnya diakui luar negeri seperti produk yang digunakan NATO.

"Kualitas parasut buatan perusahaan lokal CV Maju Mapan ini tak kalah dengan produk dari luar negeri. Banyak yang sudah mengakui produk kami bagus dan aman, khususnya dari pengguna kalangan TNI," kata pendiri CV Maju Mapan, Yafet Paiman, di kantornya, Jl Raya 1/26 Ngunut, Tulungagung, Selasa (18/11). Demikian dilaporkan antara.

Parasut yang sudah diproduksi berjenis parabolik menggunakan bahan dari Korea Selatan dan diberi nama Garuda 1-P. Parasut ini diklaim mampu digunakan hingga lebih dari 100 kali dan tahan selama 16,5 tahun, dengan kemampuan beban sampai 136 Kg.

"Ini yang sudah dipakai oleh TNI AD dan TNI AU," kata Paiman.

Rupanya tak hanya institusi TNI yang menggunakan parasut produksinya, sejumlah negara sahabat juga sudah melirik parasut yang terkenal dengan kualitasnya ini.

Timor Leste dan Papua Nugini yang telah memesan parasut pabrikannya. Selain itu, Australia juga disebutnya pernah memuji parasut made in Tulungagung itu. Australia menyebut parasutnya memiliki kualitas sama dengan yang digunakan NATO.

"Australia masuk ke sini menanyakan ISO dan waktu itu kami belum punya. Kami baru punya ISO tahun 2011. Mereka memuji produk kita sudah seperti NATO," kata Paiman.

Tak hanya parasut, pabrik yang dirintis Paiman itu juga membuat tenda satuan militer, dan dari Malaysia pun memesan 7.000 unit.

Malaysia mau beli lagi 7.000 tenda, sudah disurvei, didatangi tentara kerajaan militernya juga. "Terakhir mereka mengajak kerja sama mendirikan pabrik di sana, saya nggak mau. Saya bilang kamu pesan saja dulu berapa tahun, baru lihat nanti," ujar Paiman.

Kemensos, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Palang Merah Indonesia (PMI) serta Polri juga memesan tenda dari pabrik CV Maju Mapan itu.

Pabrik Maju Mapan juga memproduksi dragchute untuk pengereman pesawat jet seperti Hawk dan Sukhoi. Ada pula parasut barang yang mampu menurunkan sebuah kontainer 200 Kg dari langit ke darat dengan aman.

"Lalu kami juga bikin shelter untuk heli, dari alumunium alloy tapi terpalnya dari sini. Kalau kena angin itu ya mungkin talinya kurang rapat sehingga kena angin sedikit saja 'keplek-keplek'. Tapi sekarang itu baling-baling muter di dalam, di atas, di kiri atau kanan nggak apa-apa shelternya," papar Paiman.

CV Maju Mapan juga memproduksi alat kelengkapan tentara/polisi lainnya seperti ikat pinggang, sarung pistol, tas, pengait tali dan sebagainya. Kemampuan produksi pabrik Paiman bisa mencapai 1.000 item dan itu baru 1/5 kemampuan tertinggi produksi.

"Omset rata-rata Rp100 miliar/tahun. "Waktu HUT TNI di
Surabaya itu semua pakai dari sini produknya. Sempat diumumkan itu produk Tulungagung," ujar Paiman bangga.

Namun demikian, dirinya masih kesulitan untuk memasarkan hasil produknya ke luar negeri karena dukungan pemerintah masih minim untuk membantu memasarkan.

"Saya masih mempromosikan sendiri produk militer ini keluar negeri. Sejauh ini sudah ada 28 hasil unggulan produksinya. Namun untuk merealisasikan kerja sama harus ada izin dari Kementerian Pertahanan," katanya.

Ia berharap pemerintah melalui Kementerian Pertahanan dapat membantu perusahaan swasta dalam negeri untuk merambah pasar internasional, sehingga produk Indonesia mampu bersaing dengan baik.

Pembelian alutsista TNI juga terganjal melemahnya rupiah



Mohammad Yudha Prasetya | Rabu, 17 Desember 2014 14:35


Pameran alutsista TNI AD di Monas. ©2014 merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah melemah terhadap Dollar Amerika Serikat. Kemarin, 1 USD nyaris menembus Rp 13.000. Melemahnya nilai tukar rupiah ini juga mengganggu pengadaan alat utama sistem persenjataan TNI.

Menteri Pertahanan
Ryamizard Ryacudu mengatakan pasti ada keterkaitan antara kedua hal tersebut. Dirinya menjelaskan bahwa melemahnya nilai tukar rupiah itu, jelas berdampak secara langsung dalam program pengadaan dan belanja alutsista.

"Pasti ada dampak, tapi itu urusan menkeu dan jajarannya. Kita hanya ajukan, kalau bisa ya kita beli. Tapi kalaupun ada perubahan, paling yang tadinya harus beli 10 jadi beli 9," kata Ryamizard saat rapat dengan para pimpinan TNI di
Jakarta, Rabu (17/12).

Namun Ryamizard mengaku optimistis. Dia yakin nilai tukar rupiah akan segera menguat.

"Tapi tidak terlalu berpengaruh. Saat ini mungkin rupiah sedang anjlok, tapi ada yang memprediksi awal tahun depan naik lagi," katanya.

MLRS Astros II MK6, meriam andalan TNI AD



Faiq Hidayat | Kamis, 18 Desember 2014 01:01


Pameran alutsista TNI AD di Monas. ©2014 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Pameran Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI Angkatan Darat di Monas, berakhir hari ini. Selama pameran berbagai alat persenjataan hingga meriam-meriam yang menjadi andalan Indonesia untuk melawan musuh-musuh ada di sana.

Salah satu prajurit TNI-AD, Bambang, mengatakan, salah satu meriam andalan Indonesia bernama MLRS Astros II MK 6 yang diproduksi oleh perusahaan Avibras Aerospacial di Brasil.

Keunggulan yang dimiliki meriam ini, Container Laucher yang memungkinkan penggunaan beragam kaliber munisi SS-30 hingga SS-60. Sehingga jarak capainya 85 kilometer dan daya hancur 400x520 meter, serta dilengkapi munisi latihan SS-09 dengan jarak target 10 kilometer.

Dalam pengembangan teknologi meriam ini adanya Tactical Missile menggunakan sistem pemandu akurasi tinggi dengan kaliber 450 mm dan jarak capai 300 kilometer yang sudah mencapai tahap uji coba penembakan.

Selain itu, sistem meriam ini didukung dengan platform kendaraan TATRA yang dapat menggantikan Interchageable. Sehingga memberi keunggulan taktis, di mana semua jenis kendaraan tempur berukuran dapat juga berfungsi sebagai peluncur roket karena di dalam kabinnya dilengkapi komputer penembakan.

"Meriam ini ditaruhnya di tengah kota di Batalyon Armed 1
Malang dan Armed 10 Bogor. Baru didatangkan bulan kemarin dan sudah di ujicoba di Brasil dan ada 32 unit," kata Serda Tabroni, pasukan Artileri Medan 9 Purwakarta saat ditemui di Monas, Jakarta, Rabu (17/12).

Selain itu, menurut Tabroni, meriam KH/179 mempunyai kaliber 155 milimeter dan jarak capai 30 KM yang diproduksi oleh Korea Selatan diletakkan di perbatasan Indonesia.

"Meriam ini ada 18 unit buatan Korsel ditaruhnya di Aceh, Kalimantan dan Sulawesi," jelasnya.