Senin, 23 Februari 2015

Deretan jet tempur paling canggih yang dibeli TNI AU dari Rusia



Yulistyo Pratomo | Rabu, 11 Februari 2015 08:08


Sukhoi su-35. ©wallpho.com

Merdeka.com - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) berencana membeli pesawat untuk menggantikan F-5 Tiger yang mulai uzur. Sebagai gantinya, Indonesia mengincar F-16 Block 52+ Fighting Falcon, Eurofighter Typhoon, dan Swedish JAS 39 Gripen fighters. Tak ketinggalan, Sukhoi Su-35 masuk daftar belanja yang akan dilakukan dalam waktu dekat.

Meski belum memastikan pembelian tersebut, namun pemerintah Rusia ternyata menyambut baik rencana pembelian tersebut. Bahkan berharap besar agar pesawat andalan negeri tersebut bisa menjadi salah satu kekuatan TNI AU dalam mengamankan wilayahnya dari serangan musuh.

Hubungan antara Indonesia dan Rusia sebenarnya sudah terjalin dengan baik, bahkan sejak masa Presiden
Soekarno. Berkat ikatan persahabatan yang cukup erat, Indonesia sempat menjadi macan Asia berkat teknologi canggih yang dimilik TNI AU.

Setelah pengakuan kedaulatan dari Belanda, Indonesia mendapatkan hibah pesawat pembom modern dari Rusia. Pesawat ini merupakan satu-satunya yang dimiliki sebuah negara di kawasan Asia Tenggara saat itu.

Namun, kudeta terhadap pemerintah yang dilakukan Partai Komunis Indonesia (PKI) membuat hubungan Indonesia dan Uni Soviet memburuk. Bahkan, Presiden Soeharto saat itu lebih memilih produk barat, sedangkan pesawat canggih asal Rusia tidak lagi dipakai hingga benar-benar dipensiunkan dari tugasnya.

Kini, Indonesia telah menjajaki pembelian alutsista baru setelah sempat diembargo pemerintah AS sejak 1998 lalu. Hasilnya, Indonesia kini memiliki 2 jenis jet tempur yang menjadi andalan dalam mengamankan wilayah udaranya dari pesawat-pesawat asing yang masuk secara ilegal.

Seperti apa kekuatan jet tempur canggih yang pernah dibeli TNI AU dari Rusia? Berikut rangkumannya:

1.       4 Jet tempur MiG


Mig-17 AURI.

Merdeka.com - Kedigjayaan udara sangat terasa ketika Indonesia resmi menerima pengakuan kedaulatan dari Belanda. Uni Soviet yang saat itu menjadi musuh negara-negara Barat, secara terang-terangan menghibahkan sejumlah peralatan tempur modernnya kepada Indonesia.

Pesawat tempur yang diterima bukan sembarangan, bahkan termasuk modern ketika itu. Tiga pesawat yang diberikan secara cuma-cuma itu merupakan buatan Mikoyan-Gurevich, yakni MiG-15, MiG-17, MiG-19 dan MiG-21.

Secara spesifikasi, keempat pesawat ini tak memiliki kekuatan yang begitu jauh. Apalagi, keempatnya merupakan hasil perbaikan dari versi sebelumnya.

MiG-15 misalnya, pesawat ini memiliki panjang 10,07 meter dan lebar sayap 10,08 meter. Pesawat ini memiliki bobot kosong 3.630 kg dilengkapi mesin Klimov VK-1 sehingga mampu melesat dengan kecepatan maksimal 1.059 km per jam, dan menempuh jarak hingga 1.240 km.

 
Pesawat ini pernah dipakai berlatih oleh militer Indonesia selama persiapan Operasi Trikora untuk membebaskan Papua Barat dari tangan Belanda. Pesawat ini tak lagi digunakan pada 1969 dan dipensiunkan setahun berikutnya.

Lalu MiG-17 ini memiliki panjang 11,26 meter dan lebar sayap 9,63 meter. Pesawat berbobot kosong 3.919 kg dan bobot maksimal 5.350 kg ini dilengkapi mesin Klimov VK-1F. Kecepatan pesawat mencapai 1.145 km per jam pada ketinggian 10.000 kaki dan melesat sampai 2.060 km.

Sedangkan MiG-19 sedikit lebih panjang, yakni 12,54 meter dengan lebar sayap mencapai 9 meter. Pesawat berbobot kosong 5.447 kg ini dilengkapi 2 mesin Tumansky RD-9B. Dengan mesin tersebut, pesawat ini mampu melesat hingga 1.455 km per jam dan menempuh jarak 2.200 km dengan tangki tambahan.

Tak kalah dengan pendahulunya, MiG-21 memiliki panjang 14,5 meter dan lebar sayap 7.154 meter ini memiliki bobot bersih 8.825 kg. Pesawat ini dilengkapi sebuah mesin Tumansky R25-300 yang membuatnya melesat hingga 2.175 km per jam dengan jarak tempuh 1.210 km.


Dari ketiga pesawat, masih ada satu pesawat yang tak kalah canggihnya, yakni Lavochkin La-11. Pesawat ini memiliki panjang lebih kecil dibanding empat pesawat MiG yang diterima Indonesia, yakni 8,62 meter dan lebar sayap 9,80 meter. Pesawat ini memiliki bobot kosong 2.770 kg.
Pesawat ini dilengkapi mesin Shvetsov ASh-82FN yang dilengkapi pendingin udara serta fuel injection. Kecepatan yang mampu dicapai pesawat jenis hanya 674 km per jam, namun bisa melesat hingga 2.235 km sejak lepas landas.

2.       3 Jenis pesawat bomber tercanggih


 Pesawat Tu-16 KS.
Merdeka.com - Di era orde lama, Indonesia tak hanya mendapat pesawat tempur saja, tapi juga pesawat jenis bomber canggih. Pesawat ini sudah menjalani berbagai medan tempur, salah satunya saat menghadapi para pemberontak.

Ada tiga jenis pesawat bomber yang diterima Indonesia, yakni Tupolev Tu-2, Tu-16 dan Ilyushin Il-28. Dibanding Tu-16 dan Ilyushin Il-28, kemampuan tempur Tu-2 sudah terlihat saat berlangsungnya perang dunia kedua.

Secara spesifikasi, Tu-2 yang memuat 4 orang kru ini dibuat pada 1941-1948. Pesawat berbobot kosong 7.601 kg ini dilengkapi 2 mesin Shvetsov ASh-82 dengan kecepatan 528 km per jam. Kemampuan menjelajah pesawat ini hanya mampu mencapai 2.020 km. Namun, pesawat ini mampu membawa bom seberat 9,000 kg.

Tu-16 ini memuat 7 orang kru mulai diperkenalkan pada 1954 dan berhenti diproduksi tahun 1993. Pesawat berbobot kosong 37.200 kg ini dilengkapi 2 mesin Mikulin AM-3 M-500 dan mampu melesat hingga 1.050 km per jam, serta mampu menjelajah sampai 7.200 km.


Selain Tupolev, Indonesia juga menerima pesawat pembom dari pabrikan Ilyushin, yakni Il-28. Pesawat yang memuat 3 kru ini mulai diproduksi pada 1948 dan berhenti berdinas era 1980-an. Pesawat berbobot 12.890 kg ini dipasang 2 mesin Klimov VK-1A turbojets dan mampu melesat hingga 902 km per jam, dengan kemampuan jelajah hingga 2.180 km. Pesawat ini bisa membawa bom seberat 3.000 kg.

3.       2 Jenis helicopter


 Heli Mi-4.

Merdeka.com - Selain pesawat, Indonesia juga menerima sejumlah helikopter angkut dari Uni Soviet. Ada dua jenis heli yang diterima TNI AU ketika itu, yakni Mil Mi-4 dan Mi-6. Kedua heli ini merupakan kendaraan angkut paling modern yang dimiliki Indonesia.

Pembuatan Mi-4 dilakukan sebagai respon terhadap H-19 Chickasaw buatan AS yang dipakai selama berlangsungnya Perang Korea. Heli yang dibuat pada 1951 sampai 1979 ini pertama kali diperkenalkan kepada dunia saat berlangsungnya Soviet Aviation Day yang digelar di Tushino.

Secara karakteristik, Mi-4 ini bisa membawa 16 orang tentara atau mengantarkan kargo seberat 1.600 kg ke tempat tujuan. Untuk tenaganya, heli ini dilengkapi sebuah mesin Shvetsov ASh-82V radial engine sehingga mampu terbang dengan kecepatan 185 km per jam dan menempuh jarak sampai 500 km.

Berbeda dengan Mi-4, Mi-6 merupakan heli angkut berat. Jika di era modern, maka heli ini setara dengan Eurocopter AS 332 Super Puma milik TNI AU. Mi-6 diproduksi pada 1960 sampai 1981.

Pada eranya, heli ini dijuluki sebagai pesawat terbesar karena mampu memuat kargo hingga 12.000 kg. Dengan 2 unit mesin jenis Soloviev D-25V turboshaft heli ini memiliki kecepatan maksimal 300 km per jam hingga membuatnya disebut-sebut heli tercepat di dunia. Karena ukurannya yang besar, Mi-6 bisa menampung 90 penumpang atau 70 pasukan terjun payung.

4.       Pesawat angkut personel


Ilyushin Il-14.

Merdeka.com - Tak kalah pentingnya, Indonesia juga mendapatkan dua jenis pesawat angkut personel. Kedua pesawat itu adalah Antonov An-12 dan Ilyushin Il-14.

Khusus Antonov An-12, pesawat yang diproduksi 1957 hingga 1973 tidak jauh berbeda dengan Lockheed C-130 Hercules buatan Amerika Serikat. Namun, pesawat buatan Uni Soviet itu memiliki box pertahanan di bagian ekornya.

An-12 ini mempekerjakan lima orang kru yang terdiri dari 2 pilot, teknisi, navigator dan operator radio. Pesawat ini mampu menampung hingga 60 orang penumpang, termasuk kendaraan tempur jenis BMD-1.



Pesawat berbobot kosong 28.000 kg itu dilengkapi 4 unit mesin Ivchenko AI-20L atau bisa juga dipasang mesin 4 mesin AI-20M turboprops. Kecepatan maksimal pesawat ini mencapai 777 km per jam dan mampu menempuh jarak hingga 5.700 km (full tank) atau 3.600 km jika seluruh badan pesawat terisi penuh.

Sedangkan Ilyushin Il-14 ini hanya dioperasikan empat orang kru dan mampu menampung hingga 32 orang penumpang. Pesawat berbobot kosong 12.600 kg itu dilengkapi 2 unit mesin Shvetsov ASh-82T 14 berpendingin udara berbentuk silinder.

Kecepatan maksimal pesawat ini mencapai 417 km per jam dan mampu menempuh jarak hingga 1.305 km.

5.     2 Jet tempur terbaru era modern


Sukhoi Su-30.

Merdeka.com - Setelah era reformasi bergulir, Indonesia mulai melirik Rusia untuk membeli peralatan tempur canggih dari negara tersebut. Pembelian ini dilakukan karena Indonesia tengah menjalani hukuman embargo yang dilakukan pemerintah Amerika Serikat, alhasil alutsista yang dimiliki TNI AU kebanyakan mulai usang, bahkan terpaksa dikanibal dengan pesawat lainnya.

Pembelian pesawat ini berlangsung di era kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri dengan sistem barter, Indonesia menawarkan produk-produk lokalnya untuk melunasi harga Sukhoi yang sangat tinggi. Cara ini dinilai lebih efektif, mengingat Indonesia tengah memulihkan diri pasca krisis ekonomi sejak 1998 lalu.

Terdapat dua jenis pesawat yang dibeli Indonesia, yakni Su-27 dan Su-30. Pesawat ini dikenal oleh negara-negara Barat dengan nama Flanker-A.

Bicara soal kemampuan, Su-27 terpasang radar jenis Phazotron N001 Myech yang berelasi dengan Pulse-Doppler yang bisa mencari, mengunci hingga menembak jatuh pesawat musuh. Jet tempur ini juga memiliki sistem OLS-27 yang mampu mendeteksi lawannya sejauh 100 km.


Secara spesifikasi, pesawat ini memiliki bobot kosong 16.380 kg. Sebagai penggerak, terdapat 2 unit mesin Saturn/Lyulka AL-31F turbofans ditambah tangki yang mampu memuat bahan bakar hingga 9.400 kg. Kecepatan maksimal yang dicapai pesawat ini mencapai 2.500 km per jam (1.550 mph Mach 2.35) dan menempuh jarak sampai 3.530 km. Terdapat 5 pesawat jenis Su-27SK/SKM yang dimilik Indonesia saat ini.

Sedangkan Su-30 dilengkapi dua mesin Saturn AL-31F afterburning yang membuatnya mampu melesat hingga 2.120 km per jam (1.320 mph Mach 2). Dengan kapasitas tangki sebesar 5.270 kg, pesawat ini bisa menjalani 4,5 jam pertempuran udara dengan jarak tempuh 3.000 km. TNI AU memiliki 11 jenis Su-30MK/MK2 yang mulai berdinas sejak September 2013 lalu.

Ref. yodi

Daftar Harga Kapal Selam dan Kapal Perang


24 November 2014

Berikut ini adalah daftar harga Kapal selam, Kapal Induk, Fregat, Destroyer, Helikopter, Pesawat Tempur, UAV dan rudal yang saya update. Mungkin bukan harga yang tepat tapi setidaknya mendekati harga yang sebenarnya.
Harga bisa berbeda dari berbagai sumber disesuaikan dengan tahun pembuatan, seri yang dibuat, jeroan, kelengkapan suku cadang dan pelatihan serta klausul TOT.
Daftar harga ini, bisa dijadikan referensi dan patokan hitung-hitungan bagi rekan2-rekan warjeger. Dengan anggaran yang dimiliki oleh TNI,  kira-kira apa saja yang bisa dibeli dan didapatkan.

Kapal selam
Astute SSN (Inggris) – $2.4 milyar
Severodvinsk SSBN(Rusia) – $1.5 milyar
Virginia SSN(Amerika) – $2,4 miliar
Ohio SSBN (Amerika) – $7 miliar (biaya membengkak dari 2 milyar yg direncanakan)
Barracuda SSN (Prancis) – $1,35 miliar
Dolphin SSK (Jerman / Israel) – $635 juta
Gotland SSK (Swedia) – $365 juta
Improved Kilo SSK (Rusia) – $350 juta
Le Terrible SSBN (Prancis) – $3,8 miliar
Scorpene SSK (Prancis) – $825 juta
Tipe 209 SSK (Jerman / Portugal) – $550 juta
Tipe 212 SSK (Jerman) – $525 juta
Tipe 214 SSK (Jerman) – $500 juta
Chang bogo SSK (Korea) – $466 juta + tot(standar $ 350 juta)
Soryu SSK (Jepang) – $1.6 milyar*
* Harga Soryu pesanan Australia bisa meningkat 2-3 kali dengan up grade termasuk rencana pemasangan VLS 12 tabung

 Foto : Oyashio class yang akhirnya melahirkan Soryu Class

KAPAL INDUK
Cavour CVH (Italia) – $2 miliar
Charles de Gaulle (Prancis) – $3,7 miliar
CVN-78 Gerald R Ford(Amerika) – $13,5 milyar
Queen Elizabeth (Inggris) – $3,7 miliar
George HW Bush(Amerika) – $6.2 milyar
Hyuga DDH (Jepang) – $1,06 miliar
Vikrant (India) – $765 juta
USS Nimitz (Amerika) – $4.5 milyar
Laksamana Kutzenov (Rusia) – $3.9 milyar
USS Enterprise (Amerika) – $3.2 milyar

USS George HW Bush

Cruiser / Destroyer
DDG 51 Arleigh Burke- $1,8 miliar
Daring Tipe 45 (Inggris) – $976 juta
DDG 1000 Zumwalt- $6 miliar
Hobart (Australia) – $2.6 milyar
Kirov (Rusia) – $2.2 milyar
Kara class (Rusia) – $950 juta
Ticonderoga – $1.2 milyar
Slava class (Rusia) – $1.2 milyar
Myoko Kongo (Jepang) – $1 milyar
Luyang(Tiongkok ) – $775 juta
Luzhao / luyang II(Tiongkok) – $850 juta
Kolkata(India) – $775 juta
Delhi (India) – $ 750 juta
Sovremeny (Rusia) – $775 juta

Myoko Kongo class

Frigate
Absalon (Denmark) – $269 juta
Bertholf Guard National (Amerika) – $641 juta
F100 Bazan (Spanyol) – $600 juta
F105 Cristobal Colon (Spanyol) – $954 juta
De Zeven Provincien (Belanda) – $532 juta
FREMM (Franco / Italia) – $745 juta
LCS Freedom $637 juta
Holland (Belanda) – $169 juta
LCS Independence- $704 juta
Iver Huitfeldt (Denmark) – $332 juta,
Nansen (Norwegia) – $557 juta
Sachsen Type 124 (Jerman) – $1,06 miliar
MEKO A200 (Afrika Selatan) – $327 juta
Zulfiquar (Cina / Pakistan) – $200 juta
Shivalik (India) – $650 juta
Dorman (Belanda) – $500 juta
La Fayette (Prancis) – $650 juta
Sigma (Indonesia / Maroko) – $222 juta

Sigma frigate 9813

Corvette / OPVs
Baynunah (UEA) – $137 juta
Braunschweig K-130 (Jerman) – $309 juta
Clyde (Inggris) – $47 juta
Falaj 2 (UEA) – $136 juta
Khareef (Oman) – $262 juta
Kedah (Malaysia) – $300 juta
Knud Rasmussen (Denmark) – $50 juta
BAM Maritime Action Ship (Spanyol) – $116 juta
MILGEM korvet (Turki) – $250 juta
Otago (New Zealand) – $62,6 juta
Port of Spain (Trinidad dan Tobago) – $76 juta
River (Inggris) – $31.5juta
Sarah Baartman / Damen 8313 OPV (Afrika Selatan) – $20 juta
Visby (Swedia) – $184 juta

Falaj 2

Kapal serang cepat
Ambassador MK III (Mesir / USA) – $325 juta
Cyclone patrol craft- $31 juta
Hamina (Finlandia) – $101 juta
Rotoiti (Selandia Baru) – $25 juta
Skjold (Norwegia) – $133.500.000
M80 Stiletto- $6 juta
Kelewang 1( Indonesia)-$9.5 juta
KCR 60 (Indonesia) – $10.5 juta

Storm Skjold uji tembak

Kapal Amfibi / LHD
Dokdo ( Korsel) – $289 juta
Izumo (Jepang) – $1.2 milyar
Amerika LHA- $3,05 miliar
Bay LSD (Inggris) – $228 juta
Canberra LHD (Australia) – $1,3 miliar
General Frank S. Besson LSV(Amerika) – $32 juta
KRI Dr.Soeharso LPD (Indonesia) – $50 juta
SSV (Filiphina) – $45 juta
Endurance LST (Singapore) – $142 juta
Johan de Witt LPD (Belanda) – $370 juta
Juan Carlos (Spanyol) – $490 juta
Kunlan Shan LPD (Cina) – $300 juta
Makin Island LHD(Amerika) – $2,2 miliar
San Antonio LHD- $1,76 miliar
Mistral (Perancis) – $529 juta
Tipe 702 Berlin AOR (Jerman) – $445 juta
MRV Canterbury (Selandia Baru) – $124 juta
Joint High Speed ??Vessel (JHSV) – $160 juta
Lewis dan Clark (T-AKE) – $538 juta
USNS Howard O. Lorenzen (T-AGM-25) – $199 juta
Patino AOR (Spanyol) – $288 juta
Sea Fighter FSF 1- $200 juta
Wave Knight Auxiliary Oiler (Inggris) – $172 juta
Yu zhao (Tiongkok) – $420 juta

MRV Canterbury

Pesawat Tempur
EA 18 G Growler- $102 juta
F / A 18 E / F super Hornet- $95 juta
F-35 Lightning II-$133.5juta
Rafale (Prancis) – $125 juta
F 22 Raptor (Amerika)- $350 juta
JF-17 blok II (China /Pakistan) – $25 juta
Gripen E/F (Swedia) – $110 juta
F 15 SE (Amerika) -$110 juta
Eurofighter Thipoon (Inggris/Jerman) – $125 juta
Sukhoi SU-30 (Rusia)- $50 juta
Sukhoi SU-35 – $80 juta
F16 blok 52 – $60 juta
F16 blok 60 – $85 juta
E2 D Advance Hawkeye- $252 juta

E2 D Advance Hawkeye
Heli
V 22 Osprey- $118 juta
MH 60 R SeaHawk – $47.5 juta
MH 60 S SeaHawk (Amerika)- $29.5 juta
NH90 (Eropa) – $48 juta
CH 53K super Stallion- $45 juta
CH 47F Chinook- $26.5 juta
AH-64 Apache – $65 juta
Super cobra – $15 juta
AH-IZ Viper – $31 juta
MI-28 Havoc (Rusia) – $17 juta
Kamov KA-50 (Rusia) – $17 juta
Eurocopter tiger -$43 juta (versi UHT)
AS-565 Panther – $18 juta
Super lynx -$14.3 juta
AW 129 Mangusta -$63 juta
UH-60 Blackhawk – $6 juta
MH -536 Sea Dragon – $59 juta

Eurocopter Tiger HAP

UAV
Sea Avenger UAV- $20 juta
RQ 4 Global Hawk- $178 juta
RQ170 Sentinel – $47 juta
Pesawat Angkut / Intai
C 130J Hercules – $51 juta
C 17A Globemaster III – $328 juta
P 8I Poseidon – $280 juta
P-3 Orion – $45 juta

AGM-119B (Penguin Mk 2 Mod 7)

Rudal
Penguin – $500.000
Harpoon – $1.1 juta
P800 Oniks – $8.5 juta
Sunburn – $6 juta
Shipwreck – $9.5 juta
Brahmos – $10 juta
ESSM (evolved sea sparrow) – $200.000
SSM (sea aprrow) – $110.000