Abd. Wahid Hasyim | Jumat, 12 Desember 2014
14:46
Meriam
155 MM Nexter Caesar buatan Prancis. ©2014 Merdeka.com/Abd. Wahid Hasyim
Merdeka.com
- Artileri
Medan (Armed) TNI AD memajang tiga alat utama sistem pertahanan (alutsista)
terbarunya. Ketiganya terdiri dari meriam 155 MM KH-179 produk Korea Selatan,
meriam 155 MM Nexter Caesar dari Prancis, dan MLRS Astros II MK-6 buatan
Brasil.
Lettu Armed Suyatno mengatakan, dari ketiga jenis meriam tersebut, MLRS Astros II merupakan generasi rudal laser terbaru yang diproduksi Brasil. Sejak dibeli pada 2013 lalu, meriam yang mampu menembakkan ratusan roket ini belum pernah ditembakkan.
"Masih baru, belum pernah ditembakkan," kata Suyatno di stand Armed Monas Jakarta, Jumat (12/12).
Selain MLRS Astros, TNI AD juga baru menerima persenjataan baru dari Korea, yakni 155 MM KH-179. Persenjataan jenis ini diterima tak lama setelah MLRS Astros tiba di Indonesia tahun lalu.
"Yang terbaru juga yang ini dari Korea, baru datang 2013," lanjutnya.
MLRS Astros diproduksi perusahaan Avibras Aerospasial Brazil sejak 1983. Teknologinya terus dikembangkan hingga sampai pada tip II generasi ke 6. Selain Indonesia, alutsista jenis ini juga dioperasikan Irak, Iran, Arab Saudi, dan Qatar.
Soal kemampuan, alutsista ini sudah teruji dalam pertempuran berlangsungnya invansi Amerika Serikat saat berlangsungnya Operasi Desert Storm tahun 1991 dan Operasi Iraqi Freedom pada 2003.
Keunggulan produk Brazil yang satu ini adalah digunakannya container launcher yang memungkinkan penggunaan beragam kaliber amunisi, seperti SS-30, SS-40, SS-60 dan SS-80 dengan variasi jarak capai hingga 85 km, dan daya hancur 400x520 m.
Selain itu, produk ini juga mengadopsi pengembangan teknologi tactical missile menggunakan sistem pemandu akurasi tinggi dengan kaliber 450 mm, dan jarak mencapai hingga 300 km yang sudah mencapai tahap uji coba.
Sistem senjata ini juga didukung platform kendaraan TATRA yang saling menggantikan (interchangeable), sehingga memberi keunggulan taktis. Sehingga semua jenis kendaraan 6x6 (ran munisi dan bengkel lap) dapat juga berfungsi sebagai peluncur roket yang dilengkapi komputer penembakan.
Lettu Armed Suyatno mengatakan, dari ketiga jenis meriam tersebut, MLRS Astros II merupakan generasi rudal laser terbaru yang diproduksi Brasil. Sejak dibeli pada 2013 lalu, meriam yang mampu menembakkan ratusan roket ini belum pernah ditembakkan.
"Masih baru, belum pernah ditembakkan," kata Suyatno di stand Armed Monas Jakarta, Jumat (12/12).
Selain MLRS Astros, TNI AD juga baru menerima persenjataan baru dari Korea, yakni 155 MM KH-179. Persenjataan jenis ini diterima tak lama setelah MLRS Astros tiba di Indonesia tahun lalu.
"Yang terbaru juga yang ini dari Korea, baru datang 2013," lanjutnya.
MLRS Astros diproduksi perusahaan Avibras Aerospasial Brazil sejak 1983. Teknologinya terus dikembangkan hingga sampai pada tip II generasi ke 6. Selain Indonesia, alutsista jenis ini juga dioperasikan Irak, Iran, Arab Saudi, dan Qatar.
Soal kemampuan, alutsista ini sudah teruji dalam pertempuran berlangsungnya invansi Amerika Serikat saat berlangsungnya Operasi Desert Storm tahun 1991 dan Operasi Iraqi Freedom pada 2003.
Keunggulan produk Brazil yang satu ini adalah digunakannya container launcher yang memungkinkan penggunaan beragam kaliber amunisi, seperti SS-30, SS-40, SS-60 dan SS-80 dengan variasi jarak capai hingga 85 km, dan daya hancur 400x520 m.
Selain itu, produk ini juga mengadopsi pengembangan teknologi tactical missile menggunakan sistem pemandu akurasi tinggi dengan kaliber 450 mm, dan jarak mencapai hingga 300 km yang sudah mencapai tahap uji coba.
Sistem senjata ini juga didukung platform kendaraan TATRA yang saling menggantikan (interchangeable), sehingga memberi keunggulan taktis. Sehingga semua jenis kendaraan 6x6 (ran munisi dan bengkel lap) dapat juga berfungsi sebagai peluncur roket yang dilengkapi komputer penembakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar