Rabu, 15 April 2015

Pembelian alutsista TNI juga terganjal melemahnya rupiah



Mohammad Yudha Prasetya | Rabu, 17 Desember 2014 14:35


Pameran alutsista TNI AD di Monas. ©2014 merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah melemah terhadap Dollar Amerika Serikat. Kemarin, 1 USD nyaris menembus Rp 13.000. Melemahnya nilai tukar rupiah ini juga mengganggu pengadaan alat utama sistem persenjataan TNI.

Menteri Pertahanan
Ryamizard Ryacudu mengatakan pasti ada keterkaitan antara kedua hal tersebut. Dirinya menjelaskan bahwa melemahnya nilai tukar rupiah itu, jelas berdampak secara langsung dalam program pengadaan dan belanja alutsista.

"Pasti ada dampak, tapi itu urusan menkeu dan jajarannya. Kita hanya ajukan, kalau bisa ya kita beli. Tapi kalaupun ada perubahan, paling yang tadinya harus beli 10 jadi beli 9," kata Ryamizard saat rapat dengan para pimpinan TNI di
Jakarta, Rabu (17/12).

Namun Ryamizard mengaku optimistis. Dia yakin nilai tukar rupiah akan segera menguat.

"Tapi tidak terlalu berpengaruh. Saat ini mungkin rupiah sedang anjlok, tapi ada yang memprediksi awal tahun depan naik lagi," katanya.

MLRS Astros II MK6, meriam andalan TNI AD



Faiq Hidayat | Kamis, 18 Desember 2014 01:01


Pameran alutsista TNI AD di Monas. ©2014 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Pameran Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI Angkatan Darat di Monas, berakhir hari ini. Selama pameran berbagai alat persenjataan hingga meriam-meriam yang menjadi andalan Indonesia untuk melawan musuh-musuh ada di sana.

Salah satu prajurit TNI-AD, Bambang, mengatakan, salah satu meriam andalan Indonesia bernama MLRS Astros II MK 6 yang diproduksi oleh perusahaan Avibras Aerospacial di Brasil.

Keunggulan yang dimiliki meriam ini, Container Laucher yang memungkinkan penggunaan beragam kaliber munisi SS-30 hingga SS-60. Sehingga jarak capainya 85 kilometer dan daya hancur 400x520 meter, serta dilengkapi munisi latihan SS-09 dengan jarak target 10 kilometer.

Dalam pengembangan teknologi meriam ini adanya Tactical Missile menggunakan sistem pemandu akurasi tinggi dengan kaliber 450 mm dan jarak capai 300 kilometer yang sudah mencapai tahap uji coba penembakan.

Selain itu, sistem meriam ini didukung dengan platform kendaraan TATRA yang dapat menggantikan Interchageable. Sehingga memberi keunggulan taktis, di mana semua jenis kendaraan tempur berukuran dapat juga berfungsi sebagai peluncur roket karena di dalam kabinnya dilengkapi komputer penembakan.

"Meriam ini ditaruhnya di tengah kota di Batalyon Armed 1
Malang dan Armed 10 Bogor. Baru didatangkan bulan kemarin dan sudah di ujicoba di Brasil dan ada 32 unit," kata Serda Tabroni, pasukan Artileri Medan 9 Purwakarta saat ditemui di Monas, Jakarta, Rabu (17/12).

Selain itu, menurut Tabroni, meriam KH/179 mempunyai kaliber 155 milimeter dan jarak capai 30 KM yang diproduksi oleh Korea Selatan diletakkan di perbatasan Indonesia.

"Meriam ini ada 18 unit buatan Korsel ditaruhnya di Aceh, Kalimantan dan Sulawesi," jelasnya.

3 Senjata baru artileri TNI AD siap ganyang musuh di perbatasan



Abd. Wahid Hasyim | Jumat, 12 Desember 2014 14:46


Meriam 155 MM Nexter Caesar buatan Prancis. ©2014 Merdeka.com/Abd. Wahid Hasyim

Merdeka.com - Artileri Medan (Armed) TNI AD memajang tiga alat utama sistem pertahanan (alutsista) terbarunya. Ketiganya terdiri dari meriam 155 MM KH-179 produk Korea Selatan, meriam 155 MM Nexter Caesar dari Prancis, dan MLRS Astros II MK-6 buatan Brasil.

Lettu Armed Suyatno mengatakan, dari ketiga jenis meriam tersebut, MLRS Astros II merupakan generasi rudal laser terbaru yang diproduksi Brasil. Sejak dibeli pada 2013 lalu, meriam yang mampu menembakkan ratusan roket ini belum pernah ditembakkan.

"Masih baru, belum pernah ditembakkan," kata Suyatno di stand Armed Monas
Jakarta, Jumat (12/12).

Selain MLRS Astros, TNI AD juga baru menerima persenjataan baru dari Korea, yakni 155 MM KH-179. Persenjataan jenis ini diterima tak lama setelah MLRS Astros tiba di Indonesia tahun lalu.

"Yang terbaru juga yang ini dari Korea, baru datang 2013," lanjutnya.

MLRS Astros diproduksi perusahaan Avibras Aerospasial Brazil sejak 1983. Teknologinya terus dikembangkan hingga sampai pada tip II generasi ke 6. Selain Indonesia, alutsista jenis ini juga dioperasikan Irak, Iran, Arab Saudi, dan Qatar.

Soal kemampuan, alutsista ini sudah teruji dalam pertempuran berlangsungnya invansi Amerika Serikat saat berlangsungnya Operasi Desert Storm tahun 1991 dan Operasi Iraqi Freedom pada 2003.

Keunggulan produk Brazil yang satu ini adalah digunakannya container launcher yang memungkinkan penggunaan beragam kaliber amunisi, seperti SS-30, SS-40, SS-60 dan SS-80 dengan variasi jarak capai hingga 85 km, dan daya hancur 400x520 m.

Selain itu, produk ini juga mengadopsi pengembangan teknologi tactical missile menggunakan sistem pemandu akurasi tinggi dengan kaliber 450 mm, dan jarak mencapai hingga 300 km yang sudah mencapai tahap uji coba.

Sistem senjata ini juga didukung platform kendaraan TATRA yang saling menggantikan (interchangeable), sehingga memberi keunggulan taktis. Sehingga semua jenis kendaraan 6x6 (ran munisi dan bengkel lap) dapat juga berfungsi sebagai peluncur roket yang dilengkapi komputer penembakan.

Dengan senjata Pindad, TNI AD pecundangi tentara se-ASEAN lagi



Ramadhian Fadillah | Selasa, 9 Desember 2014 07:40


Pindad SS2. ©istimewa 

Merdeka.com - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Gatot Nurmantyo menerima kontingen penembak TNI AD yang menjadi juara umum dalam lomba tembak internasional atau Asean Armies Rifle Meet (AARM) di Vietnam. Seperti biasa TNI AD memenangkan lomba tembak ini nyaris tanpa perlawanan. Mereka menggunakan senjata buatan PT Pindad.

Gatot mengatakan sangat bangga terhadap prestasi yang sudah ditorehkan pasukannya di Vietnam. Sebabnya, kontingen penembak tersebut memperoleh 29 medali emas. Jumlah ini melebihi target yang ditetapkan sebanyak 22 medali.

Selain itu, Jenderal Gatot menegaskan prestasi tersebut merupakan prestasi terbesar sepanjang sejarah perhelatan AARM.

"Ini prestasi terbaik sepanjang sejarah AARM dimana pasukan kita memperoleh piala dan medali paling banyak. Atas nama Kasad saya ucapkan selamat datang, kami bangga atas prestasi ini," kata Gatot di Mabesad Jl Veteran No 5
Jakarta Pusat, Senin, (8/12).

Gatot mengatakan perolehan Trofi para kontingen penembak tersebut melebihi perolehan pada kompetisi sebelumnya di Myanmar.

"Perolehan Trofi pada saat lalu 8, dan saat ini memperoleh 9 Trofi," katanya.

Berikut kisah-kisah unik TNI AD menjadi raja tembak di Asia Tenggara:

Senjata Pindad.

1.     Jadi ajang promosi senjata gratis

Merdeka.com - Kontingen penembak TNI AD menjadi juara umum dalam lomba tembak internasional atau Asean Armies Rifle Meet (AARM).

Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jendral Gatot Nurmantyo mengatakan kemenangan ini dapat menjadi ajang promosi sejumlah senjata produk dalam negeri atau PT Pindad.

"Ini kesempatan emas untuk menunjukkan senjata produk Pindad di taraf internasional," katanya di Mabesad Jln. Veteran No. 5
Jakarta Pusat, Senin,( 8/12).

Gatot menjelaskan para kontingen itu secara tidak langsung telah menjadi marketing senjata buatan Pindad. Dia menegaskan, beberapa negara terpukau melihat kecanggihan senjata produksi Pindad dan mulai tertarik untuk memesan senjata-senjata produk dalam negeri tersebut.

"Yang membanggakan, mereka sekaligus marketing karena menggunakan senjata Pindad, dan negara lain langsung memesan seperti Thailand," paparnya.



Pindad SS2.

2.     Uang hadiah hasil iuran

Merdeka.com - Kepala Staf TNI AD Jendral Gatot Nurmantyo mengatakan para anggota kontingen tersebut akan mendapatkan hadiah sesuai prestasinya masing-masing.

Uniknya, uang yang dijadikan hadiah itu adalah hasil patungan (iuran) dari rekan-rekan mereka di TNI AD yang merasa bangga akan prestasi yang diraih rekan-rekannya di Vietnam.

Dari hasil patungan itu terkumpul sejumlah uang Rp 500 juta lebih.

"Patungan sekitar Rp 500 juta lebih, karena kecintaan terhadap sesama prajurit. Namun pembagiannya sesuai dengan prestasi," katanya.

Gatot juga menegaskan para kontingen tersebut telah berbuat yang terbaik untuk mengharumkan nama bangsa di dunia internasional. Untuk meningkatkan prestasi di masa depan, Gatot mengingatkan agar para prajurit tak cepat puas.



kopassus juara nembak.

3.     Hasil latihan keras Kopassus

Merdeka.com - Danjen Kopassus Mayjen TNI Doni Monardo bangga pada anak buahnya yang ikut dalam kontingen menembak TNI AD.

Dirinya menjelaskan bahwa upaya keras masing-masing anggota Kopassus dan pelatihan yang maksimal, menjadi kunci utama bagi prestasi yang sangat membanggakan tersebut

Doni mengakui bahwa pembenahan sistem rekrutmen di dalam kesatuannya itu, merupakan tonggak balik bagi pengembangan kualitas personel yang ada saat ini, di kesatuan berbaret merah tersebut.

"Kaderisasi kita sangat baik. Delapan tahun yang lalu, kita memang masih belum superior dan belum begitu dominan. Saat itu kita juga masih belajar dari beberapa negara di Asia Tenggara. Tapi karena kita punya kemauan yang tinggi, kaderisasi di tingkat TNI terutama angkatan darat, khususnya Kopassus, juga sangat baik. Sehingga akhir-akhir inilah prestasi-prestasi tersebut bisa kita raih," ujar Doni.



Latgab Trimatra TNI 2014.

4.     Senjata dan kemampuan dalam negeri

Merdeka.com - Mayjen Doni Monardo mengakui ada kebanggaan tersendiri yang turut mengiringi sejumlah kesuksesan Kopassus dalam beberapa tahun terakhir.

Hal itu disebabkan baik SDM dan segala macam peralatannya, merupakan dua hal yang patut dibanggakan dari usaha-usaha para anak negeri yang berjibaku dalam peningkatan kualitas diri.

"Dan yang paling membanggakan, kemenangan-kemenangan itu semuanya menggunakan senjata SS2 buatan Pindad. Jadi kemenangan itu baik SDM maupun peralatannya asli dari dalam negeri," katanya.

"Kemenangan-kemenangan itu faktor utamanya adalah karena kemauan berlatih para pasukannya semakin tinggi. Tahun lalu Kopassus juga meraih juara umum, dengan perolehan 28 medali emas dan 8 trofi. Tahun ini kita menang lagi dengan prestasi yang meningkat, menjadi 29 medali emas dan 3 trofi," kata Danjen Kopassus Doni Monardo saat ditemui usai acara penanaman pohon di kampus UI Depok, Jawa Barat pada Sabtu (6/12).