Sabtu, 19 Desember 2015

Negara-negara ini gigit jari saat Indonesia tetap pilih Sukhoi Su-35



Yulistyo Pratomo | Sabtu, 10 Oktober 2015


1. SAAB, Swedia

JAS-39 Gripen NG.
Merdeka.com - Perusahaan avionik asal Swedia ini paling getol mempromosikan jet tempur buatannya. Khusus untuk Indonesia, mereka menawarkan pesawat bermesin tunggal multiperan, JAS 39 Gripen buat dipakai TNI Angkatan Udara.

Agar dilirik, mereka tak segan mengundang sejumlah wartawan Indonesia untuk datang dan melihat langsung produk andalannya dari dekat. Sedikitnya, ada lima media yang diundang ke markas mereka di Stockholm, Swedia pada 11 Maret lalu.

Wakil Presiden Saab, Peter Carlqvist mengaku sudah mengetahui keinginan TNI Angkatan Udara yang lebih melirik Su-35. Namun, mereka tetap yakin bisa membuat Indonesia mengalihkan perhatian ke JAS 39 Gripen.

Demi memuaskan TNI Angkatan Udara selaku user, SAAB menawarkan sejumlah garansi kepada Indonesia jika membeli jet tempur buatannya. Paket itu diberi nama 'paket kekuatan udara lengkap'.

"Berlawanan dengan apa yang ditawarkan Sukhoi, kami menawarkan paket kekuatan udara lengkap, tidak hanya pesawat. Sukhoi hanya menawarkan pesawat," kata Carlqvist.

Paket terbaru yang ditawarkan Saab ini meliputi jet tempur JAS39 Gripen, sistem peringatan dini dan kendali udara (AEW&C) Erieye, sistem tautan data taktis (tactical data link) yang bisa diintegrasikan dengan aset tempur matra lain, ditambah pusat perawatan pesawat dan pusat operasi penerbangan taktis (operation tactical flight center) untuk para pilot.

2. Dassault Aviation, Prancis

Jet tempur Rafale.
Merdeka.com - Berbeda dengan SAAB yang memilih mengundang wartawan ke markasnya, Dassault Aviation justru memilih mendatangkan langsung pesawat andalannya di hadapan TNI Angkatan Udara. Kedua pesawat yang dibawa itu adalah milik Angkatan Udara Prancis (Arme de l'Air).

Pesawat jenis Squall ini diberi nama Dassault Rafale merupakan generasi ke-4,5. Kedua pesawat tersebut tiba di Halim Perdanakusuma, Jakarta pada 23 Maret lalu. Tak hanya itu, mereka juga membawa satu pesawat A-400.

Dua pesawat ini langsung dibawa ke Indonesia setelah mengikuti pameran dirgantara dua tahunan di Malaysia. Tak hanya pamer, mereka juga mempersilakan pilot-pilot TNI Angkatan udara untuk mencobanya sendiri.

"Kesan saya sebagai penerbang F5, setelah saya coba terbangkan Rafale, saya bandingkan dengan F5 jauh sekali lompatan teknologinya. Pesawat F5 kan rakitan tahun 80-an sementara Rafale ini generasi ke-4. Kalau F5 banyak analog Rafale ini digital, radarnya juga jauh lebih canggih," kata Mayor Penerbang Abdul Haris dari Skuadron Udara 14 wing 3 Lanud Iswahyudi, di Lanud Halim, Rabu (25/3).

Senda dengan Abdul, pilot pesawat tempur lainnya Mayor Agus Dwi Aryanto dari Skuadron udara 3 wing 3 Lanud Iswahyudi, mengagumi kecanggihan pesawat Rafale. Agus yang biasa menerbangkan pesawat F16 buatan Amerika mengaku performance Rafale sudah sebanding dengan pesawat buatan AS itu.

"Saya rasa ini generasinya selevel (dengan F16), secara performance mirip, memang ada keunggulan dan kelebihan masing-masing. Kalau mau dibandingkan dengan F16 performance sama," kata Agus.

3.Eurofighter, Inggris


Eurofighter Typhoon.

Merdeka.com - Sama seperti dua perusahaan sebelumnya, perusahaan Eurofighter asal Inggris juga tak mau setengah-setengah menawarkan produknya kepada Indonesia. Bahkan, mereka mengerahkan empat duta besar dari Jerman, Inggris, Spanyol dan Italia dengan mendatangi langsung dan berusaha melobi Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.

Seperti yang dikutip dari siaran pers Eurofighter, Selasa (11/8/2015), keempat Duta Besar tersebut menyerahkan sepucuk surat formal berupa dukungan terhadap Eurofighter. Surat ini ditandatangani langsung oleh masing-masing Menteri Luar Negeri maupun Menteri Pertahanan di keempat negara yang mereka wakili.

Dalam surat dukungan itu menulis segala informasi terkait teknologi yang dipergunakan oleh Eurofighter. Tak hanya itu, perusahaan penerbangan juga berjanji akan memenuhi salah satu syarat yang diwajibkan pemerintah Indonesia, yakni Transfer Teknologi alias ToT.

Untuk memenuhi syarat tersebut, Eurofighter berjanji akan memindahkan pabrik mereka dari Inggris ke Bandung, sekaligus membuat perjanjian kerja sama jangka panjang dengan PT Dirgantara Indonesia dan Airbus Group.

"Ini adalah kombinasi operasional yang unik dan kapabilitas industri yang bisa memberikan pertumbuhan strategis terhadap sektor udara Indonesia," tulis siaran pers tersebut.

4. Lockheed Martin, Amerika Serikat

pesawat jet tempur F-16.

 

Merdeka.com - Akhir bulan lalu, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyatakan Indonesia akan membeli jet tempur Su-35 dari Rusia. Pengumuman tersebut sekaligus menutup rapat-rapat kerja keras yang dilakukan tiga produsen asal Eropa.

Tapi tidak bagi Amerika Serikat. Melalui perusahaan Lockheed Martin, mereka tetap mencoba mencari celah agar Indonesia berpaling dari Su-35 dan membeli varian F-16 terbaru, yakni F-16 Viper.

Hal itu mereka lakukan dengan mendatangkan langsung simulator F-16 Viper tersebut ke Indonesia. Bahkan, perusahaan ini juga mengundang seluruh jurnalis Indonesia untuk mencobanya sendiri.

Dalam sebuah jumpa pers, Duta Besar AS, Robert O Blake mengungkapkan keyakinan tersebut. Bahkan, dia menyebut varian ini bisa memenuhi program Presiden Joko Widodo untuk menjadikan Indonesia sebagai kawasan maritim.

"Indonesia sudah punya tradisi panjang terbangkan F-16. Dan Viper adalah mode; terbaru yang ditawarkan Amerika Serikat kepada Indonesia," ujar Blake di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Rabu (7/10) kemarin.

Demi menuntaskan misinya, perusahaan ini rela mengurangi harganya agar lebih murah dari penawaran yang diberikan Sukhoi selaku produsen Su-35. Mereka juga menjamin ketersediaan suku cadang serta perawatan yang ramah kepada TNI Angkatan Udara selaku user.

"Sekarang mereka (Kemenhan) masih menimbang-nimbang Sukhoi, kami rasa mereka juga mempertimbangkan pesawat kami," ucap Direktur Bisnis Internasional Lockheed Martin, Robie Notestine dengan penuh keyakinan.

Kopassus kalahkan pasukan komando Korea Selatan di medan bersalju



15 Januari 2015

Merdeka.com – Latihan pasukan komando Korea Selatan mengundang decak kagum dunia. Pasukan ini berlatih di dalam sungai es yang membeku. Pasukan Batalyon 707 tersebut juga melakukan latihan serangan di tengah cuaca buruk dan hawa dingin yang sangat menusuk.
Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD rupanya rutin melakukan latihan dengan pasukan khusus Korea Selatan. Biasanya mereka berlatih bersama di Training Site 47-Kwangju. Sebuah area latihan untuk latihan antiteror dengan fasilitas sangat lengkap. Di sini ada sebuah pesawat Boeing 747, kereta api, bus, gedung perkantoran dan bank. Semuanya untuk latihan pembebasan sandera dan pertempuran jarak dekat.
TNI merasa perlu mengirimkan prajurit Kopassus berlatih di Korea Selatan. Meski jagoan perang hutan dan berasal dari daerah tropis, pasukan elite ini juga harus mampu bertempur di daerah bersalju dan wilayah ekstrem lainnya.
Pada awalnya pasukan Kopassus yang datang sempat kedinginan saat tiba di Korea Selatan. Namun dalam beberapa hari, mereka segera bisa menyesuaikan diri karena gemblengan dan fisik yang kuat.
Cuaca dingin tak lagi jadi halangan. Bahkan ketika ada latihan fisik berupa lomba lari menuju bukit dengan pasukan Korea, prajurit Kopassus bisa menang dan mencapai puncak lebih dulu. Hal ini membuktikan kemampuan Kopassus yang tinggi.
Kisah ini dimuat dalam buku Kopassus untuk Indonesia yang ditulis Iwan Santosa dan EA Natanegara dan diterbitkan R&W.
“Salah satu latihan yang unik dan berbahaya bagi Kopassus adalah terjun di permukaan salju yang mengeras. Jika tidak ada salju, tanahnya merupakan tanah lunak sehingga ketika mengeras tertutup salju timbul crack (rekahan) di permukaannya dengan pinggiran setajam pisau. Mendarat di permukaan seperti ini adalah hal baru untuk Kopassus. Sehingga untuk menghindari salah mendarat mereka harus berhati-hati sambil memilih permukaan salju,” kata Letkol IGP Danny Karya yang pernah mengikuti latihan di bawah nol derajat celcius ini.
Selama latihan dengan Korea Selatan, ada juga aturan yang cukup unik. Yaitu keharusan mencari selongsong peluru setelah latihan menembak. Hal ini disebabkan Korea Selatan khawatir adanya penyelundupan amunisi ke Korea Utara.
Nah, mencari selongsong di salju mungkin mudah karena meninggalkan lubang. Tetapi berbeda jika berlatih di gedung-gedung atau perkantoran. Masalahnya, sebelum semua selongsong ditemukan, semua prajurit tak boleh pulang. Kadang usaha pencarian ini baru selesai lewat tengah malam.
“Untuk Korea Selatan yang kondisi politiknya mengharuskan mereka untuk waspada, memang merupakan tempat berlatih yang baik untuk menajamkan kemampuan prajurit Kopassus.”
Merdeka.com

Rabu, 15 April 2015

Kapal siluman TNI AD nyangkut di jalan tol, sempat bikin heboh



Ya'cob Billiocta | Jumat, 12 Desember 2014 12:04


Kapal siluman nyangkut. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Salah satu kapal perang milik TNI Angkatan Darat yang rencananya dipamerkan di Monas, tadi malam sempat kesulitan masuk Jakarta. Truk yang mengangkut kapal berukuran super jumbo tersebut menyangkut rambu lalu lintas.

Petugas Sentral Komunikasi CMNP Eka mengatakan, truk yang melaju di Tol Wiyoto Wiyono hendak masuk ke Jakarta.

"Kalau lewat gerbang tol mengenai gerbang, jadi lewatnya pintu keluar Ancol jadi mundur dan melawan arus," kata Eka saat dihubungi merdeka.com, Jumat (12/12).

Usai keluar tol, truk pengangkut kapal siluman itu kembali kesusahan mengaspal, lantaran banyaknya halangan berupa pohon dan rambu-rambu lalu lintas.

"Hampir kena rambu pintu keluar Ancol, tapi bisa lolos, akhirnya sampai lewat Angke," lanjutnya.

Kejadian berlangsung sekitar pukul 21.30 WIB, semalam. Lalu lintas di sekitar lokasi macet. Petugas juga diterjunkan untuk mengawal truk. Kejadian ini sempat membuat para pengguna jalan tol heboh melihat ada kapal siluman TNI AD bisa nyangkut di tol.

"Ada petugas yang ngawal dari PJR dan patroli, dari Ancol sampai Jembatan Tiga," terangnya.

Perangi pencuri ikan, TNI AU minta Jokowi beli jet amfibi



Laurel Benny Saron Silalahi | Senin, 22 Desember 2014 12:32


BE-200. ©istimewa

Merdeka.com - Tentara Nasional Indonesia (TNI) siap membantu pemerintah untuk memerangi illegal fishing di wilayah maritim Indonesia. Selain TNI AL, untuk memerangi pencurian ikan tersebut juga diperlukan adanya kekuatan dari udara, yang dapat melakukan tindakan cepat untuk menangkap kapal asing yang melakukan pencurian.

Kepala Staf Angkatan Udara di Mabes TNI, Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, mengatakan, TNI Angkatan Udara meminta Pemerintah membeli pesawat Jet Amfibi untuk menjaga wilayah laut Indonesia dari praktek-praktek illegal fishing, khususnya di area perbatasan.

Jet Amfibi itu nantinya akan digunakan untuk mengejar dan menangkap kapal-kapal asing yang melakukan pencurian ikan di perairan RI.

"Kami sampaikan kepada Beliau (Presiden
Joko Widodo), solusi dalam penindakan pencurian ikan di wilayah laut perlu pesawat amfibi. Pesawat ini bisa mendarat di laut dengan karakteristik yang mampu jalan di tengah gelombang (Laut)," jelas Putu Dunia, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (22/12).

Ida Bagus mengaku, hal itu telah disampaikan langsung kepada Presiden Jokowi. Dan permintaan itu pun disetujui. Bagus menjelaskan, pesawat Jet Amfibi itu mampu menghadang kapal-kapal canggih pencuri ikan milik asing. Serta bisa mengangkut tim untuk pengamanan laut.

"Beliau setuju dengan ide itu, salah satu jenis pesawatnya yaitu BE 200. Pesawat itu bisa membawa tim untuk pengamanan di laut, juga bisa gunakan sebagai pemadam kebakaran dengan bom air," ujarnya.

Sementara itu menurut, Panglima TNI Jendral Moeldoko, anggaran pembelian pesawat tersebut akan dimasukan dalam pembelanjaan pada tahun 2015 mendatang. Menurut Moeldoko, Presiden Jokowi telah mengapresiasi hal itu dan akan segera dilakukan.

"Untuk itu pasti beliau ada kemauan kuat untuk perbaikan. Beliau mengendorse pembelian pesawat baru untuk penguatan patroli maritim termasuk Jet Amfibi," tandasnya.