Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD rupanya rutin melakukan latihan dengan pasukan khusus Korea Selatan. Biasanya mereka berlatih bersama di Training Site 47-Kwangju. Sebuah area latihan untuk latihan antiteror dengan fasilitas sangat lengkap. Di sini ada sebuah pesawat Boeing 747, kereta api, bus, gedung perkantoran dan bank. Semuanya untuk latihan pembebasan sandera dan pertempuran jarak dekat.
TNI merasa perlu mengirimkan prajurit Kopassus berlatih di Korea Selatan. Meski jagoan perang hutan dan berasal dari daerah tropis, pasukan elite ini juga harus mampu bertempur di daerah bersalju dan wilayah ekstrem lainnya.
Pada awalnya pasukan Kopassus yang datang sempat kedinginan saat tiba di Korea Selatan. Namun dalam beberapa hari, mereka segera bisa menyesuaikan diri karena gemblengan dan fisik yang kuat.
Cuaca dingin tak lagi jadi halangan. Bahkan ketika ada latihan fisik berupa lomba lari menuju bukit dengan pasukan Korea, prajurit Kopassus bisa menang dan mencapai puncak lebih dulu. Hal ini membuktikan kemampuan Kopassus yang tinggi.
Kisah ini dimuat dalam buku Kopassus untuk Indonesia yang ditulis Iwan Santosa dan EA Natanegara dan diterbitkan R&W.
“Salah satu latihan yang unik dan berbahaya bagi Kopassus adalah terjun di permukaan salju yang mengeras. Jika tidak ada salju, tanahnya merupakan tanah lunak sehingga ketika mengeras tertutup salju timbul crack (rekahan) di permukaannya dengan pinggiran setajam pisau. Mendarat di permukaan seperti ini adalah hal baru untuk Kopassus. Sehingga untuk menghindari salah mendarat mereka harus berhati-hati sambil memilih permukaan salju,” kata Letkol IGP Danny Karya yang pernah mengikuti latihan di bawah nol derajat celcius ini.
Selama latihan dengan Korea Selatan, ada juga aturan yang cukup unik. Yaitu keharusan mencari selongsong peluru setelah latihan menembak. Hal ini disebabkan Korea Selatan khawatir adanya penyelundupan amunisi ke Korea Utara.
Nah, mencari selongsong di salju mungkin mudah karena meninggalkan lubang. Tetapi berbeda jika berlatih di gedung-gedung atau perkantoran. Masalahnya, sebelum semua selongsong ditemukan, semua prajurit tak boleh pulang. Kadang usaha pencarian ini baru selesai lewat tengah malam.
“Untuk Korea Selatan yang kondisi politiknya mengharuskan mereka untuk waspada, memang merupakan tempat berlatih yang baik untuk menajamkan kemampuan prajurit Kopassus.”
Merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar