![Sedang Diselidiki Dua WNI yang Menjadi Bagian Dari Angkatan Bersenjata Singapura](http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/saf_20141113_124045.jpg)
NET
ILUSTRASI : Pasukan Angkatan Bershhenjata Singapura (SAF)
TRIBUNNEWS.COM
SINGAPURA - Indonesia sedang menyelidiki dua warganya yang menjadi bagian dari kontingen Angkatan Bersenjata Singapura (SAF) dalam latihan militer bersama awal bulan ini di Magelang, Jawa Tengah.
Warga Indonesia itu merupakan penduduk tetap Singapura yang wajib ikut full-time national servicemen (NSFs) ( semacam wajib militer ) dan bergabung dengan SAF untuk latihan bersama dengan TNI di Magelang.Ketika pihak TNI menemukan kebangsaan mereka, kedua WNI diminta untuk tetap berada di asrama . Mereka tidak diizinkan untuk ikut serta dalam latihan, kata Kapuspen TNI Mayor Jenderal Fuad Basya
Kementerian Pertahanan Singapura mengatakan dalam menanggapi pertanyaan: "Dua WNI merupakan penduduk tetap yang wajib ikut program NSFs, full-time national servicemen (NSFs) ikut ambil bagian dalam latihan bilateral tahunan antara SAF dan TNI untuk meningkatkan hubungan militer.
"Namun, mereka ditarik dari latihan dan dibawa kembali ke Singapura. Mereka tidak diperkenankan berpartisipasi dalam latihan bilateral."
Menurut hukum Indonesia, itu merupakan pelanggaran bagi warga untuk melayani militer asing, dan orang-orang yang terkena risiko dilucuti kewarganegaraan mereka.
Tetapi hukum akan mempertimbangkan orang Indonesia yang belajar di negara-negara yang mengadopsi layanan nasional wajib.
Indonesia beberapa waktu lalu telah meminta Singapura untuk membebaskan warganya yang tinggal tetap dari kegiatan wajib militer atau di Singapura disebut full-time national servicemen (NSFs)
Namun di Singapura ada ketentuan bagi laki-laki penduduk tetap bertanggung jawab untuk dipanggil untuk ikut wajib militer.
"Ke depan, Singapura tidak akan mengirim orang Indonesia untuk latihan bersama. Kami telah meminta mereka , dan mereka menyetujui ,"kata Mayor Jenderal Fuad kepada The Straits Times.
Safkar Indopura yang diselenggarakan selama sembilan hari mulai dari tanggal 4 November , merupakan latihan bersama yang ke-26 dilakukan, kantor berita Antara melaporkan pekan lalu.
Seorang pejabat Departemen Luar Negeri Indonesia mengatakan kepada The Straits Times soal dua prajurit nasional sedang ditangani oleh Kementerian Pertahanan.
Ini masalah orang Indonesia yang melayani di SAF bukanlah hal baru.
Pada tahun 1999, Presiden BJ Habibie memerintahkan, setelah pertemuan kabinet, bahwa kewarganegaraan Indonesia yang tinggal di Singapura yang melayani layanan nasional dicabut, karena negara tidak mengakui kewarganegaraan ganda.(The Straits Times)
Editor: Budi Prasetyo
Kamis, 13 November 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar