20
Aug 2013
Kapal
Selam Kilo Project 877 Rusia, milik India (Photo:globalsecurity.org)
Ketua
Komisi Satu DPR Mahfudz Siddiq menyatakan, tawaran 10 unit kapal selam dari
Rusia kepada Indonesia, merupakan hal menarik dan perlu dikaji lebih
lanjut. “Saya kira, tawaran dari Rusia, 10 kapal selam itu menarik untuk
dikaji lebih mendalam dan ditindaklanjutinya,” ujar Mahfudz Siddiq di Kompleks
Parlemen, Jakarta, Senin (19/8).
Menurut
Mahfudz, jika nantinya disetujui, pengadaan kapal selam itu baru bisa
direalisasikan pada pengadaan tahap kedua atau setelah 2014 mendatang. “Saat ini
sudah ada keputusan untuk pengadaan tiga kapal selam dari Korea Selatan,”
ujarnya.
Dalam
proses perjalanannya, saat ini pengadaan tiga kapal selam dari Korsel berjalan
lambat. Ini setelah pihak Jerman, pemilik teknologi kapal selam yang diproduksi
Korsel yang akan dijual ke Indonesia , mempermasalahkannya. “Karena, Jerman
mengaku menjual hak paten teknologi kapal selam yang dimaksud hanya ke Turki,”
katanya.
Komisi
I akan mendukung pengadaan kapal selam dari Rusia itu. Sebab, sesungguhnya
sebelumnya sudah pernah dilakukan penjajakan pembelian kapal selam dari Rusia.
Namun karena saat itu yang ditawarkan pihak Rusia adalah kapal selam dengan
spesifikasi yang besar, sementara kebutuhan kapal selam RI saat ini untuk kelas
dan ukuran yang sedang.
“Secara
prinsip, Komisi I pasti akan dukung upaya penjajakan kerja sama dalam pengadaan
kapal selam dari Rusia tersebut, sejauh syaratnya juga dipenuhi oleh Rusia
yaitu ada proses transfer teknologi pada Indonesia. Sebagian pengerjaannya juga
harus dilakukan di dalam negeri Indonesia,” jelas politisi Partai Keadilan
Sejahtera (PKS) tersebut.
Menurut
Mahfudz, tawaran Rusia sangat potensial ditindaklanjuti secara serius.
“Karena
dalam pengadaan tiga kapal selam dari Korsel saat ini, realitanya berjalan
lambat. Sementara kebutuhan akan kapal selam bagi Indonesia saat ini sangatlah
besar. Sehingga sejauh spesifikasinya sesuai kebutuhan RI, harganya terjangkau,
dan mau melakukan alih teknologi, DPR pasti akan mendukungnya,” tegasnya.
Sabtu
(17/8), Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan, Pemerintah RI
mendapat tawaran untuk dapat membeli sekitar 10 unit kapal selam dari Rusia.
Jumlah ini di luar rencana pembelian tiga unit kapal selam dari Korea Selatan
yang datang pada 2014.
Kapal
Selam Amur 1650 Rusia (photo:ckb-rubin.ru)
Mahfudz
Siddiq “Cool”
Melihat komentar Ketua Komisi 1 DPR di jurnalparlemen.com, membuat kita cukup surprise dan sedikit bingung. Tidak ada tanda-tanda keterkejutan dari Ketua Komisi 1 DPR yang membidangi masalah pertahanan ini. Tidak ada pula pertanyaan : “Mengapa tidak membeli kapal selam Scorpene Perancis atau negara lain ?. Apakah sudah dilakukan uji banding dengan kapal selam lain ?. Tidak ada pula pertanyaan, mengapa membeli 10 kapal selam ?, kenapa tidak mencoba 2 unit, jika bagus baru mengambil jumlah yang lebih banyak !.
Melihat komentar Ketua Komisi 1 DPR di jurnalparlemen.com, membuat kita cukup surprise dan sedikit bingung. Tidak ada tanda-tanda keterkejutan dari Ketua Komisi 1 DPR yang membidangi masalah pertahanan ini. Tidak ada pula pertanyaan : “Mengapa tidak membeli kapal selam Scorpene Perancis atau negara lain ?. Apakah sudah dilakukan uji banding dengan kapal selam lain ?. Tidak ada pula pertanyaan, mengapa membeli 10 kapal selam ?, kenapa tidak mencoba 2 unit, jika bagus baru mengambil jumlah yang lebih banyak !.
Mahfudz
Siddiq lebih memfokuskan pertanyaan tentang upaya mendapatkan transfer
teknologi dan agar pengerjaan sebagian kapal dilakukan di Indonesia.
Mengapa
ketua komisi 1 DPR sama sekali tidak terkejut dengan rencana pembeian kapal
selam dalam jumlah besar dari Rusia ?. Hal berbeda terjadi saat Indonesia
hendak membeli MBT Leopard-2 eks Jerman. Sebagian anggota DPR menolak
pembelian main battle tank, karena dianggap tidak cocok dengan geografis
Indonesia. Ada pula yang mengusulkan untuk mengambil tank dari Perancis atau
Rusia. Perdebatannya begitu panjang.
Bahkan
Kavaleri harus membuat perbandingan titik berat/ titik pijak antara tracked MBT
Leopard dengan 4 ban mobil Kijang, untuk menunjukkan kendaraan tempur tracked
tersebut tidak akan amblas dan memiliki titik pijak yang lebih ringan dari
mobil kijang. Namun ketika pemerintah menyatakan hendak membeli 10 kapal selam
Rusia, situasi di DPR adem-ayem, seakan sudah familiar dengan kapal selam dari
Rusia ini. (JKRR/Jurnalparlemen.com).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar