10 November 2014
Asintel Kosekhanudnas Letkol Bambang
Juniar
Dalam kurun sebulan, sudah tiga kali
kapal Malaysia melanggar batas.
VIVAnews – Kapal perang Malaysia kembali melanggar batas wilayah di
Perairan Ambalat. Dalam kurun waktu satu bulan terakhir, Malaysia sudah
melanggar tiga kali. TNI tidak tinggal diam. Pesawat tempur jenis F16 dan
Sukhoi segera disiagakan di Lanud Tarakan, Kalimantan Utara.
“Karena seringnya pelanggaran di
Ambalat, Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Kosehanudnas) II Pangkalan
Udara Hasanuddin Makassar akan menggelar Sukhoi dan F16 di Lanud Tarakan dalam
waktu dekat,” ujar Asisten Intelijen Kosekhanudnas II, Letkol Bambang (PNB)
Juniar, saat dikonfirmasi Senin 10 November 2014.
Mantan Komandan Lanud Tarakan ini
juga menambahkan, pengiriman Sukhoi dan F16 ke Tarakan akan dilakukan paling
lambat 1-2 minggu ini. “Nanti dua pesawat ini akan di force down ke Tarakan.
Kita mendapati sekarang ini, kalau kita patroli ke sana (Ambalat), mereka
keluar. Tetapi begitu kita kembali dari patroli, mereka kembali masuk lagi,”
ungkap dia.
Berdasarkan pantauan Kosekhanudnas
II, Malaysia benar-benar menganalisa kondisi di Indonesia. “Contoh, kalau kita
ada konsentrasi di pengamanan pemilihan presiden, mereka masuk. Lalu semua
pesawat kita lagi konsentrasi fly pass di Surabaya, mereka nongol lagi,” kata
dia.
Provokatif
Sementara, dikonfirmasi terpisah, Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Tarakan, Letkol Laut (P) Aries Cahyono juga membenarkan adanya pelanggaran batas wilayah dari Malaysia beberapa bulan ini. Terakhir, kata dia, Kapal Diraja Pari milik Malaysia masuk ke Ambalat, Senin 3 November 2014 lalu.
Sementara, dikonfirmasi terpisah, Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Tarakan, Letkol Laut (P) Aries Cahyono juga membenarkan adanya pelanggaran batas wilayah dari Malaysia beberapa bulan ini. Terakhir, kata dia, Kapal Diraja Pari milik Malaysia masuk ke Ambalat, Senin 3 November 2014 lalu.
“KD Pari milik Malaysia ini memang
kapal perang, jadi mereka seperti memprovokasi. Tetapi pada prinsipnya,
misalnya ada pelanggaran atau ada kontak voice operator di lapangan, langsung
melaporkan. Kita melaksanakannya sesuai prosedur, yakni melaporkan, menghalau
dan jika sudah sangat berat pelanggarannya kita langsung laporkan ke Mendagri
untuk sampaikan nota diplomatik,” tegasnya.
Danlanal mengatakan, semua pengamatan
di Ambalat merupakan tugas lapangan. Malaysia, kata dia, memang jarang
menghadirkan kapal besar. Namun, apabila sewaktu-waktu Malaysia mengirimkan
kapal besar, maka Angkatan Laut siap mengirimkan kapal berukuran besar yang
memiliki kemampuan lebih.
Laporan dari dua KRI yang ada di
Ambalat, yakni Diponegoro dan Tedung Selar, KD Pari dipergoki saat sudah masuk
hampir 4 mil dari daerah perbatasan Malaysia. Bahkan sudah mendekati Karang
Unarang. “Kalau ada upaya mencuri masuk seperti itu, jika ketahuan ya kita
menghalau,” ucapnya.
Meski demikian Danlanal menegaskan,
RI tidak akan terpancing dengan aksi provokatif Malaysia dan akan tetap
bersikap sesuai prosedur. (nasional.news.viva.co.id).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar